Sahabat..
Bukan seeorang yang menuntutmu menjadi ini dan itu..
Tapi yang menuntun menjadi pribadi yang lebih baik..
Bukan seorang yang mencari keuntungan darimu..
Tapi orang yang rela membiarkan keberuntungannya demi mu..
Bukan seorang yang membiarkanmu saat kau berbuat salah..
Tapi seorang yang marah saat kau mengandalkan ego mu untuk
sesuatu hal..
Bukan seorang yang hadir untuk menilai dimana salahmu..
Tapi seorang yang terus memberimu semangat saat kau berbuat
benar..
Bukan seorang yang meninggalkan mu saat kau susah..
Tapi seorang yang meninggalkan kesenangannya untuk
menemanimu..
Bukan seorang yang memberimu contekan saat ujian..
Tapi seorang yang mengajarimu sebelum ujian..
Bukan seorang yang kau suruh untuk mengerjakan PR mu..
Tapi seorang yang memberi waktunya untuk belajar bersamamu..
Bukan seorang yang diciptakan untuk menyusahkan hidup mu..
Tapi seorang yang diciptakan untuk memberi mu tawa di saat
susah..
Bukan seorang yang peduli saat kau mulai menangis
didepannya..
Tapi seorang yang menggenggam tangan mu dari awal perjalanan
hingga akhirnya..
Bukan seorang yang hadir hanya untuk menyalahkan mu saat kau
salah di depan banyak orang..
Tapi seorang yang rela menyalahkan dirinya sendiri meski dia
tahu itu kesalahan mu..
Bukan seorang yang marah saat kau memakai ini dan itu nya..
Tapi seorang yang bahkan rela memberi ini dan itu nya untuk
mu..
Bukan seorang yang marah saat kau membuat candaan yang
keterlaluan tentang dirinya..
Tapi orang yang ikut menertawakan dirinya sendiri saat kau
membuat candaan yang keterlaluan..
Atau bahkan sahabat itu bukan seorang yang hadir hanya untuk
tawa mu..
Tapi dia rela menghabiskan waktunya hanya untuk berada
disamping mu saat kau menangis..
Atau bukan dia juga yang menertawakan tetasan air mata mu..
Tapi dia yang juga turut meneteskan air mata nya untuk
setiap perjuanganmu..
Hmmmmm..
Sahabat itu..
Lebih tepat nya dia itu bukan orang ada saat kau akan
berbagi suka..
Tapi orang yang turut menangis atas kesukaran hidup mu..
Sahabat itu saudara dalam hidup mu..
Saudara yang bebas menerima semua curahan hatimu..
Tanpa kau takut orang tua, kakak, abang atau adik mu tahu
tentang hal itu..
Saudara yang akan memberi pundak nya untuk sandaran mu saat
kau lelah..
Saudara yang akan setia mendengarkan keluh kesah mu..
Walaupun dia juga mengalami hal itu..
Saat kamu setuju dengan hal itu, mungkin kamu pernah
merasakan kalau kamu lebih dekat kepada sahabat mu daripada orang tua mu
sendiri. Mungkin juga kamu merasa memang sahabat mu lah yang seharusnya layak
menjadi kakak, abang atau adik mu sendiri. Mungkin juga kamu pernah merasa kalau
sahabat mu itu mahkluk luar angkasa yang turun ke bumi untuk memberi mu
kesenangan dan akan kembali ke planet nya saat ia merasa kau sudah begitu
dewasa dan tidak membutuhkan nya lagi atau mungkin juga kau pernah merasa
begitu sayang nya kepada sahabat mu hingga kau tak ingin punya pacar karena
takut tak dapat membagi sayang mu.
Hahhhaaaag..
Saya pernah merasakan beberapa hal itu, saat saya dan
sahabat saya berkumpul hanya untuk menertawakan yang gak jelas. Saat kami akan
tamat SMK kami berpikir untuk menyewa rumah bersama dan satu tempat kuliah saat
kuliah nanti. Saat kami menangis karena menyadari hal itu tak mungkin karena
berbagai hal yang terjadi. Atau saat kami mengobrol tak jelas di facebook
sehingga memenuhi beranda teman yang lain.
Saat kau mempunyai lebih dari tiga sahabat,percayalah kalau
mereka semua belum tentu benar-benar sahabatmu. Saat saya menganggap saya
mempunyai lima orang sahabat, ternyata tiga di antara nya tak lebih dari teman
dekat saya. Karena saya merasa hanya dua orang saja yang benar-benar dapat
menjadi seorang sahabat seperti yang saya artikan di atas. Dua orang yang
bahkan lebih tahu siapa saya daripada kakak, abang atau adik saya sendiri.
Seorang
sahabat menaruh kasih setiap waktu,
dan
menjadi seorang saudara di dalam kesukaran..
J